MediaNanggroe.com, Banda Aceh – BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh menjadi narasumber pada Kegiatan Pertemuan Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Implementasi Wajib Lapor, Klaim JKN Terkait Program TBC Tingkat Kota Banda Aceh Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh di Aula Puskesmas Meuraxa Kota Banda Aceh, Selasa (24/10).
Pertemuan ini diikuti oleh jajaran Dinas Kesehatan Aceh dan Kota Banda Aceh serta para perwakilan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) di Kota Banda Aceh.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh Neni Fajar dalam paparannya menyampaikan bahwa Pelayanan kesehatan bagi peserta penderita penyakit Tuberkulosis (TB) ditanggung melalui Program JKN.
Neni mengatakan, jika dilakukan pelayanan Tuberkulosis di fasilitas kesehatan tingkat pertama maka merupakan bagian dari pembayaran kapitasi dan di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan tetap dapat diklaimkan sesuai tarif INA-CBGs, sedangkan obatnya menggunakan obat program.
Sesuai dengan Perpres 67/2021 tentang Penanganan Tuberkulosis, Neni menyampaikan bahwa Pembayaran klaim jaminan Kesehatan untuk pasien kasus Tuberkulosis di fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjut hanya diberikan apabila sudah mendapatkan nomor register pelaporan dari dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Khusus untuk alur pelayanan penyakit Tuberkulosis melalui optimalisasi sistem rujukan horizontal, Neni menyebutkan pertama peserta mendatangi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar, kemudian dirujuk horizontal ke FKTP yang menangani pelayanan obat program pemerintah yaitu ke puskesmas dan puskesmas dapat bekerja sama dengan para jejaring seperti laboratorium untuk pelayanan pemeriksaan penunjang diagnostik serta apotek untuk pelayanan obat.
“Jumlah peserta TB di FKTP sejak 2019 sampai dengan 2021 menurun setiap tahun, pada tahun 2022 terjadi peningkatan kembali baik jumlah peserta maupun jumlah kasus. Untuk jumlah kasus Tuberkulosis dari tahun 2014 sampai dengan Agustus 2023 adalah sebesar 81.854 kasus,” ungkap Neni.
Neni menambahkan, Program JKN memberikan dukungan kepada penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan Tuberkulosis dengan melakukan optimalisasi rujukan horizontal di fasilitas kesehatan pelayanan primer, termasuk untuk pasien Tuberkulosis. Selanjutnya kata Neni dengan mendukung optimalisasi rujukan berjenjang berbasis kompetensi untuk penyakit Tuberkulosis.
“Selama ini BPJS Kesehatan telah dan akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dalam mendorong pemenuhan obat Tuberkulosis di fasilitas kesehatan primer baik pemerintah maupun swasta serta BPJS Kesehatan telah menyediakan dashboard JKN kepada setiap daerah yaitu kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau jumlah penyakit menular salah satunya penyakit Tuberkulosis yang ada disetiap daerahnya,” ucap Neni.
Neni berharap, agar pentingnya peningkatan jumlah dan pemerataan fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang berkompeten dalam memberikan pelayanan Tuberkulosis dan Tuberkulosis Resisten Obat, termasuk dalam deteksi dini Tuberkulosis. Harapan lainnya ungkap Neni, pentingnya dukungan dan sinergi stakeholder untuk berperan aktif dan berkomitmen dalam menjamin pelayanan Tuberkulosis dan keberlangsungan program JKN dan optimalisasi peran puskesmas dalam promotif, preventif, edukasi kepada masyarakat untuk memberantas Tuberkulosis.
Sementara itu, Pengelola Program Tuberkulosis pada Dinas Kesehatan Aceh, Saiful Kamal menyampaikan bahwa ada beberapa data Tuberkulosis yang terlapor kepada Dinas Kesehatan belum tersinkronisasinya data Tuberkulosis yang diklaim kepada BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, Saiful berharap kepada fasilitas Kesehatan untuk rutin melakukan pelaporan kepada Dinas Kesehatan agar jumlah penderita kasus Tuberkulosis di Banda Aceh dapat terlaporkan dengan baik.
“Kami mendukung dengan adanya rujukan horizontal untuk kasus Tuberkulosis, harapannya adalah agar semua masyarakat dapat terobati tanpa perlu dirujuk ke rumah sakit tipe A yang dikhawatirkan akan terjadinya penumpukan pasien. Selain itu pada fasilitas Kesehatan juga harus mengetahu bagaimana tatalaksana terhadap penderita Tuberkulosis yang komorbid atau ada penyakit bawaan seperti penyakit Diabetes Melitus,” harap Saiful.(rq)
Discussion about this post