MediaNanggroe.com, Banda Aceh – Muhammad Yusran Ar-Razzaq, seorang pemuda yang lahir di Tapaktuan pada tanggal 23 Juni 2008, telah menunjukkan bahwa tekad dan semangat juang yang tinggi mampu mengalahkan segala rintangan. Beralamat di Jl. T. Ben Mahmud Km. 4 Desa Air Berudang, Kecamatan Tapaktuan, Yusran menimba ilmu di SMAN 1 Tapaktuan dengan cita-cita mulia menjadi bagian dari Paskibraka Pusat.
Perjalanan Yusran menuju Paskibraka Pusat bukanlah perjalanan yang mudah. Ditengah proses seleksi, cobaan berat datang menghampirinya. Ayahnya, Alm. Tgk. Anis DS, yang sudah lama sakit, harus dirawat di rumah hingga akhirnya berpulang di rumah sakit. Kepergian ayahnya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama bagi Yusran yang sangat dekat dengan sang ayah. Meski demikian, Yusran tidak membiarkan kesedihan meruntuhkan semangatnya.
Pada hari Senin, 6 Mei 2024, Yusran dihadapkan pada pilihan yang sangat berat. Di hari yang sama, ia harus mengikuti seleksi tingkat provinsi sebagai perwakilan Aceh Selatan bersama rekannya, Salsabila, yang kemudian dinyatakan lulus untuk tingkat Paskibraka Provinsi. Namun, di hari itu pula, ayah Yusran meninggal dunia dan harus segera dibawa pulang ke Air Berudang Tapaktuan untuk dimakamkan.
Dalam situasi penuh duka, Yusran membuat keputusan yang menunjukkan kekuatan tekadnya. Dengan dukungan penuh dari keluarga, ia memilih untuk tetap mengikuti seleksi. Yusran berpamitan kepada ibu dan jenazah ayahnya, lalu dengan semangat pantang menyerah, melanjutkan seleksi yang telah diidamkannya sejak lama. Keputusan ini bukanlah keputusan yang mudah, namun Yusran yakin bahwa inilah jalan yang harus ditempuh untuk menghormati perjuangan dan harapan ayahnya.
Perjuangan Yusran tidak sia-sia. Berdasarkan surat dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Pusat Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan nomor 55/PE.00.04/06/2024 tentang Verifikasi Calon Paskibraka Tingkat Pusat Tahun 2024, Yusran dinyatakan lulus sebagai Calon Paskibraka Pusat mewakili Provinsi Aceh. Kabar ini tentu membawa kebanggaan tersendiri bagi Yusran, keluarganya, dan seluruh masyarakat Aceh Selatan.
Nama Yusran kini menjadi simbol keberanian dan keteguhan hati. Di saat yang lain mungkin akan terpuruk dalam duka, ia memilih untuk bangkit dan terus berjuang demi cita-citanya. Keputusan Yusran untuk tetap mengikuti seleksi meski dalam keadaan berduka menunjukkan bahwa semangat dan tekad yang kuat mampu mengatasi segala rintangan.
Semoga perjalanan Yusran menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berjuang meraih mimpi, meski dalam kondisi tersulit sekalipun. Pengalaman hidup Yusran mengajarkan kita bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan dari orang-orang tercinta, tidak ada impian yang terlalu besar untuk dicapai.
Discussion about this post