Media Nanggroe.com, Banda Aceh – Ketua Badan Anti Maksiat (BAM) Aceh, Ustad Fakhruddin Asymi menanggapi terkait Pemilihan Agam Inong Aceh 2023 yang dianggarkan Rp. 1.4 Miliar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh.
Kegiatan pemilihan Agam Inong Aceh jauh dari nilai-nilai syariat islam, tidak bermanfaat bagi peningkatan ke-Islaman masyarakat dan menjadi ladang “maksiat” terhormat, kata Ustad Fakhruddin kepada mediananggroe.com, Selasa 3/10/2023.
Kegiatan Pemilihan Agam Inong Aceh yang menyelenggarakan kegiatan ini lembaga terhormat, dilindungi, punya izin dan difasilitasi oleh uang rakyat mencapai Rp. 1.4 Miliar, dimana masih banyak masyarakat miskin di Aceh masih sangat membutuhkan bantuan pemerintah.
Fakhruddin Asymi menambahkan, kalau kegiatan pemilihan Agam Inong dibuat seperti agenda tahunan dan dibuatkan model seperti event kegiatan, tampa sadar kita telah mebuka kran ladang kemaksiatan.
Bagaimana mungkin laki-laki dan perempuan dikumpulkan disebuah tempat karangtina, atau lokasi yang berasal dari kabupaten/kota di Aceh tanpa ada wali dan mahramnya bagi si perempuan pada saat dikarantina pemilihan Agam Inong , ujar Fakhrudin Asymi.
Bukan kah ini membuka peluang kemaksiatan terhadap pergaulan mereka, belum lagi dari pergaulan tersebut terjadi hal-hal yang tidak dibenarkan oleh syariat, karena aturan-aturan Syari’at tidak diterapkan, potensi pelanggaran syari’at meningkat disitu saat berlangsung event tersebut, tambahnya.
Ini membuka peluang terhadap pelanggaran-pelanggaran syariat islam, semestinya pemerintah Aceh sebagai penjaga dalam pelaksanaan syariat islam, malah hari ini yang membuat hal seperti ini, “Kegiatan seperti ini tidak membuat marwah Aceh itu naik, malah marwah Aceh anjlok”, tambahnya.
Menurut Ustad ini, pengunaan baju adat Aceh untuk diperlobakan pemilihan Agam Inong ini salah kaprah, karena leluhur Aceh tidak bisa dipisahkan dengan syariat islam. “Baju Aceh itu merupakan yang sakral dan dipakai oleh para ulama yang menjadi baju kebesaran kesultanan Aceh”, sebutnya.
Kalau hari ini generasi kita mengunakan baju adat Aceh untuk pemilihan Agam Inong, ini sama hal nya mencoret marwah kemulian baju dalam sisi Adat Aceh dan leluhurnya itu, apalagi mereka foto bergaya bagaikan suami istri, tegasnya.
Kalau kegiatan ini terus dibiarkan dan diulangi terus menurus ini dapat menyebabkan identitas ke islaman di Aceh akan hilang, bukan seperti ini pengunaan pakain Adat Aceh, “seolah-olah mereka ini menjadi pahlawan budaya Aceh, tapi pada kenyataan nya mereka bukan pahlawan, tutup Fakhrudin Asymi.
wartawan mediananggroe.com mencoba konfirmasi ke Kepala Dinas Disbudpar Aceh Almuniza Kamal dan Sekretaris Cut Nurmarita, Kamis tanggal 5 Oktober 2023, namun sampai berita ini ditayangkan pertanyaan terkait peryataan Ketua Badan Anti Maksiat (BAM) Aceh, Ustad Fakhruddin Asymi yang diajukan media ini tidak medapatkan jawaban.
sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal mengajak para finalis duta wisata ‘melahirkan’ tradisi kebudayaan Aceh, di antaranya seperti mengimplementasikan kultur “peumuliaa jamee adat geutanyoe (memuliakan tamu adat kita)”.
“Sebagai generasi muda, saya harap teman-teman mampu mewujudkan sebuah tradisi yang mencerminkan kebudayaan Aceh itu sendiri,” ujar Almuniza saat memberikan arahan kepada para finalis agam-inong 2023 di Hermes Palace Hotel, Selasa, 26 September 2023.
Kadisbudpar Aceh juga mengingatkan seluruh finalis duta wisata untuk memanfaatkan media sosial dengan baik. Apalagi, predikat duta wisata yang diemban para finalis ke depan bakal menjadi sorotan publik.
“Perlu diingat, berhati-hatilah dalam bersikap dan bertutur kata,” pesan Almuniza.
Selain itu, Kadisbudpar Aceh turut mengajak para finalis agam-inong Aceh 2023 untuk terlibat aktif mensukseskan perhelatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8. PKA akan berlangsung pada 4-12 November 2023.
“Teman-teman wajib ikut berpartisipasi dan memeriahkan PKA. Bantu persiapan masing-masing kabupaten/kota, caranya bisa dengan gencar mempromosikannya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, ajang pemilihan agam-inong Aceh 2023 berlangsung sejak 26-29 September 2023 di Banda Aceh. Serangkaian kegiatan akan berlangsung di dua lokasi berbeda, yaitu Hermes Palace Hotel (opening ceremony) dan Balee Meuseuraya Aceh (malam penobatan agam-inong Aceh 2023).
Tahun ini, peserta agam-inong Aceh mengalami peningkatan. Tahun 2022, ada 18 agam-inong Aceh yang ikut dan kali ini tercatat mencapai 20 agam-inong perwakilan 20 kabupaten/kota di Aceh. []
Discussion about this post