MediaNanggroe.com, Banda Aceh – Sebuah kompleks pasar modern di Gampong Ceurih, Ulee Kareng, Banda Aceh, yang dibangun dengan anggaran Rp 1,2 miliar terkesan mubazir dan sia-sia. Setelah 9 tahun rampung, bangunan permanen berlantai 2 itu tak pernah difungsikan.
Pantauan media ini ke lokasi pasar yang terletak di jalan Lamgapang arah ke Lamnyong, Selasa (15/11/2022), beberapa bagian bangunan itu terlihat sudah ditutupi semak belukar. Paving blok halaman depan komplek pasar juga dipenuhi rumput yang meninggi.
Yang lebih parah, sebuah sisi bangunan sudah mulai ditutupi ilalang yang tumbuh merayap. Kondisi bangunan megah itu terlihat benar-benar memprihatinkan, akibat tak terurus.
Kontras dengan pemandangan komplek pasar mewah tapi tak terawat, persis di sisi kanan halaman depan bangunan itu, terdapat kios-kios darurat milik rakyat yang menjual berbagai dagangan. Kontradiktif. Ada bangunan pasar yang megah, tapi masyarakat berjualan di kios reot.
Guna mencari informasi terkait pemanfaatan pasar ini, KabarAktual mencoba hubungi Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Banda Aceh, M Nurdin, ke kantornya kawasan Mibo, Selasa (15/11/2022). Ketika wartawan media ini meminta izin bertemu sekitar pukul 12.15, pejabat ini terlihat sedang terlibat pembicaraan serius dengan seorang ibu-ibu.
Setelah sekian lama menunggu di depan ruangan sang Kadis, seorang pejabat instansi itu (belakangan diketahui bernama Muda Balia, Kabid UMKM) menginformasikan bahwa Kadisnya tidak bisa diganggu karena sedang mengerjakan pekerjaan urgen dan mendesak. “Pak Kadis sedang menyiapkan Renstra Dekranas,” terang Muda Balia.
Lantas, ia mengarahkan media ini agar menemui Kepala UPTD Pasar untuk mendapatkan informasi lebih detil terkait Pasar Ceurih. Dia juga sempat menyinggung bahwa pasar Ceurih itu dibangun dengan dana Pusat. “Dari pos Perbantuan,” ujarnya yang diiyakan seorang pegawai wanita di ruangan itu.
Kepala UPTD Pasar Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Banda Aceh, Agus, yang ditemui di kantornya Jalan Twk Hasyim Banta Muda Kampung Mulia menjelaskan, Pasar Ceurih dibangun di atas lahan seluas 1200 meter. Sedangkan luas bangunannya 800 meter.
Agus membenarkan bahwa pasar itu belum pernah difungsikan. Gedung permanen tersebut, lanjutnya, ada yang berlantai 2 dan ada yang cuma berlantai 1. “Yang berlantai 1 berjumlah 8 unit. Sedangkan yang berlantai 2 ada 12 unit, 6 di atas dan 6 di bawah,” ujarnya.
Menurut keterangan hasil konfirmasi Agus dengan mantan Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Banda Aceh, Nasri, bangunan itu dibangun dengan dana yang bersumber dari BRR. Total anggaran Rp 1,2 miliar. “Saya dengar dari Kadis mau dilelang. Menurut saya lebih bagus dilelang terus, daripada terbengkelai begitu,” ujarnya.[]
Discussion about this post