MediaNanggroe.com – Tak perlu diragukan lagi, Kabupaten Aceh Utara memang memiliki berbagai tempat wisata alam menawan yang menjadi magnet bagi para wisatawan. Namun, di daerah ini ternyata juga terdapat situs wisata sejarah yang patut untuk dikunjungi. Rumah Cut Meutia adalah warisan sejarah yang kini menjadi museum untuk mengenang jasa beliau dalam membela tanah air.
Sayang rasanya kalau melewatkan destinasi wisata yang satu ini. Bernilai sejarah tinggi, Rumah Adat Cut Nyak Meutia merupakan salah satu cagar budaya yang masih utuh. Rumah adat sekaligus museum ini dibangun untuk menghormati pahlawan nasional Cut Nyak Meutia. Terletak di Gampong (Desa) Masjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, rumoh ini menyimpan banyak cerita sejarah dan budaya.
Rumah ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 1 hektar, hanya sekitar 33 kilometer dari Kota Lhokseumawe dengan lama tempuh sekitar 1 jam. Meskipun pintu kayunya yang menjulang tinggi sering tergembok, pengunjung bisa masuk dengan menghubungi Idris, penjaga rumah. Nomor kontak Idris tertera di depan pintu gerbang, meski catnya sudah aus sehingga harus lebih teliti melihatnya. Beruntung, kami sudah kontak dengan Teuku Syarifuddin, yang sangat memahami sejarah dan silsilah keluarga Cut Nyak Meutia.
Akses menuju Rumoh Cut Nyak Meutia memang tidak selalu mudah. Dari pinggiran Jalan Medan – Banda Aceh, pengunjung bisa memilih jalur melalui Simpang Ceubrek Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara. Meski terdapat beberapa pilihan jalan menuju lokasi, jalur melalui Kecamatan Tanah Luas yang bersebelahan dengan Kecamatan Matangkuli relatif lebih mudah dilalui. Namun, minimnya penanda jalan menjadi tantangan tersendiri bagi pengunjung. Banyak tikungan yang harus dilintasi, serta pemandangan yang berganti dari perumahan penduduk desa hingga persawahan. Jalanan menuju ke sana tidak selamanya mulus; beberapa ruas jalan rusak dan becek sering ditemui.
Rumah Cut Nyak Meutia dibangun dengan arsitektur khas Aceh. Pilar-pilarnya (tameh) terbuat dari kayu bulat dan dibangun tanpa menggunakan paku. Rumah panggung ini dirancang untuk menghindari bencana seperti banjir dan serangan binatang buas, serta terbukti tahan gempa. Kehadiran rumah panggung ini juga memberikan gambaran tentang kearifan lokal masyarakat Aceh dalam beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Saat tiba di sana, pengunjung akan merasakan suasana yang sepi. Hampir tidak ada manusia yang melintas, kecuali seorang perempuan separuh baya yang membuka warung di depan museum. Ini menambah kesan mistis dan khidmat dari tempat bersejarah ini.
Dian, salah seorang wisatawan dari kota Banda Aceh menyampaikan rasa senangnya saatengunjungi rumah cut nyak Meutia.
Kata dia, selain mengenang sejarah Aceh tempo dulu, berwisata tempat ini mejadi edukasi tentang budaya aceh dan nilai-nilai yang kehidupan yang kental di masyarakat Aceh.
“Bagus sekali tempat ini menjadi edukasi bagi kami para pelajar,sejarah dan budaya aceh tampak hadir kala kita mengunjungi tempat ini”, kata dian
Menurutnya, mengunjungi Rumah Cut Nyak Meutia tidak hanya memberikan pengetahuan sejarah, tetapi juga pengalaman menyelami kehidupan masa lalu masyarakat Aceh.
“Tempat ini menjadi saksi bisu perjuangan Cut Nyak Meutia dan menyimpan banyak kenangan yang berharga”,ujarnya .
Fasilitas yang terdapat pada Rumah Cut Meutia ini tergolong cukup lengkap. Terdapat fasilitas umum seperti toilet, tempat parkir yang luas, serta disekitarnya juga ada Masjid Pirak yang bisa digunakan wisatawan untuk beribadah. Selain itu, pada tempat ini juga terdapat penjaga sekaligus pemandu yang siap mengantar pengunjung dan menceritakan kisah hidup Cut Meutia.
Bagi pecinta sejarah dan budaya, Rumoh Cut Nyak Meutia adalah destinasi wisata yang wajib dikunjungi! (Adv)
#Disbudpar Aceh
Discussion about this post