MediaNanggroe.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh secara tegas mengecam tindakan kekerasan terhadap Ismail M. Adam, wartawan CNN Indonesia yang akrab disapa Pak Ismed saat menjalankan tugas jurnalistiknya di Kabupaten Pidie Jaya.
Ketua PWI Aceh, Nasi Nordin, menyatakan bahwa insiden tersebut tidak dapat ditolerir dan melukai kebebasan pers yang dilindungi oleh undang-undang.
“Kami mengutuk keras tindakan premanisme terhadap Pak Ismet. Ini jelas serangan terhadap profesi jurnalis yang bekerja sesuai kode etik dan menjalankan tugasnya dengan profesional,” ujar Nasi Nordin dalam pernyataannya.
Peristiwa ini terjadi pada 24 Januari 2025, saat Ismet mendampingi Kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya dalam inspeksi mendadak (sidak) ke Polindes Cot setui.
Kemudian sidak tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat terkait kondisi Polindes.
Dalam liputanya, Ismed merekam dan mempublikasikan temuannya ke publik, namun hal ini memicu kemarahan salah satu oknum yang disebut sebagai pejabat kepala desa walau terdapat dugaan bahwa masa jabatannya telah berakhir.
“Menurut keterangan, oknum tersebut menggunakan sepeda motor dengan pelat dinas saat melakukan tindakan kekerasan terhadap Pak Ismet,” lanjut Nasir Nurdin.
Nasir mengatakan Aksi kekerasan dilaporkan berlangsung secara terbuka di sebuah kedai kopi, di mana Pak Ismed disebut mengalami penganiayaan seperti dipukul, diinjak-injak, hingga kemudian dibawa kembali ke Polindes.
Di sana, tindakan kekerasan masih berlanjut meskipun ada saksi dari tenaga medis setempat.
Sejauh ini, PWI Aceh telah berkoordinasi dengan Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Aceh, Munir Nur, untuk mendalami kejadian ini.
Dukungan serupa juga datang dari PWI Kabupaten Pidie Jaya yang diwakili oleh Ihsan. Ia menegaskan bahwa Ismet adalah wartawan profesional yang selama ini menjalankan tugasnya secara berintegritas.
“Kejadian seperti ini tidak hanya merugikan korban, tapi juga menciderai nilai-nilai demokrasi. Kita mendesak polisi untuk segera memproses kasus ini secara tuntas dan transparan,” tegasnya.
“Kami yakin, pihak kepolisian akan bekerja maksimal untuk menuntaskan kasus ini, sehingga pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum,” tutup Nasir Nurdin.
Sebelumnya di beritakan, Seorang oknum Kades/ Keuchik Gampong Cot Setui, Kecamatan Ulim Kabupaten Pidie Jaya dipolisikan.
Laporan tersebut dilakukan usai seorang Wartawan bernama Ismail M Adam, Wartawan/ Kontributor CNN Indonesia atas penganiayaan dan intimidasi olek oknum Kades berinisial IS alias BJ.
”Tadi sore sekitar jam 14.30 WIB saya sudah laporan dan di BAP oleh pihak penyidik Polsek Meurah Dua, Polres Pidie Jaya,” ujar Ismail M Adam, Sabtu (25/1/2025).
Ia menjelaskan dugaan anianya dan intimidasi profesi wartawan yang dialaminya itu, sambung wartawan yang akrab disapa Ismed, terjadi Jum’at malam (24/1/2025) kemarin, saat dirinya hendak pulang dan berhenti sebentar di Kios kopi milik Sulaiman.
“Saya berhenti sejenak disitu mau merokok tuk melepas lelah sejenak, lalu datanglah Oknum Keuchik tersebut dengan menggunakan Sepeda motor merk Yamaha N-Max berplat merah milik pemerintah gampong. Dia langsung membogem saya ke arah muka, namun karena saya mengelak terkenalah di bahu kanan saya,” jelasnya.
Lanjutnya ia langsung ditarik dan dihadiahkan beberapa pukulan hingga membuatnya tersungkur dan terjatuh, lalu ia kembali di tendang.
“Oknum Keuchik tersebut menarik saya di leher baju ke luar kios, kemudian langsung memukul saya tak terhitung lagi hingga tersungkur ke aspal dan menginjak dan menendang saya lagi hingga sampai beberapa kali lebih sambil mencaci maki, sembari meminta saya untuk menghubungi Kepala Dinas Kesehatan, Eddy Azwar, baru berhenti.” Sambungnya.
Kemudian ia bangun dari jatuh dan meminta maaf kepada oknum keuchik tersebut, “Pak Keuchik saya minta maaf jika salah, apa masalahnya? ayo kita selesaikan baik-baik”.
Namun karena tak mendapatkan jawaban panggilan dari Eddy Azwar, ia pun digiring Polindes Cot Seutui.
Hal tersebut dibenarkan oleh istri Meri Santriani (37) yang memang menunggu kepulangan suaminya di kios tersebut.
Menurut, Meri Santriani, sesampai di Polindes saya melihat suami sedang diintimidasi dan oleh oknum Keuchik bersama Bides berinisial MT dan anaknya serta seorang warga lainnya.
“Saat saya melihat Bang Ismed (suami) lagi di marah-marahin oleh orang itu dan juga ditempeleng, saya mau mengambil Ponsel untuk merekam, namun Oknum Keuchik tersebut juga ikut mengintimidasi saya dangam mengancap melemparkan ke sumur tua,” jelasnya dengan sedih.
Ismed juga menjelaskan, pemicu oknum Kades tersebut, meluapkan emosi hingga berujung penganiayaan dan intimidasi profesi wartawan itu, karena kata Ismed, pihaknya dituding telah memberitakan kondisi Polides di Gampong Cot Seutui.
”Padahal berita kami tentang kegiatan Inspeksi yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan, tidak ada hal yang menyudutkan lkan pihak tertentu dalam berita kami.” Kilah Ismed.
Kejadian ini menjadi perhatian yang harusnya tidak terjadi, karena profesi pers dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang kebebasan pers.











Discussion about this post