Mediananggroe.com, Banda Aceh – Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) menyesalkan terjadinya intimidasi dan upaya pembungkaman terhadap peserta aksi damai di halaman Dinas Pendidikan Aceh, Rabu (2/11/2022). Kecenderungan tak terpuji itu, dicurigai, sebagai tindakan menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan.
Departemen Training Bidang Kaderisasi PB PII, Muhammad Furqan S.Sos M.I.Kom, yang dimintai tanggapannya terkait aksi PW PII Aceh mengatakan, organasisasi PII yang lahir pada tahun 1947 memang fokus berjuang dalam bidang pendidikan. “Fokus kami memang pendidikan,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (3/11/2022) sore.
Dijelaskan, aksi demonstrasi damai yang dilakukan teman-temannya dengan salah satu agenda meminta Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengganti kepala Dinas Pendidikan Aceh telah melewati kajian yang matang. PII, kata aktivis ini, tidak gegabah melakukan aksi sebelum semua dibicarakan dengan penuh pertimbangan. “Demikian pula dengan aksi kemarin, itu sudah dibahas dan dikaji secara matang oleh teman-teman di PW PII Aceh,” ujarnya.
Karena itu, ia menyayangkan ketika ada pihak-pihak tertentu berupaya menekan dan mengintimidasi pelajar atau para siswa yang ikut demo. “Seperti warga negara yang lain, pelajar juga punya hak untuk menyampaikan pendapat,” tegas Furqan.
PB PII mengecam keras tindakan kurang terpuji tersebut dan meminta pihak-pihak yang terlibat agar segera menghentikan aksinya. Furqan mengatakan, kepala Dinas Pendidikan silakan saja mempergunakan orang-orang tertentu sebagai tim kerja. “Mungkin itu lumrah dalam kekuasaan. Itu di luar kewenangan kami. Tapi, jangan mengintimidasi teman-teman kami yang menyampaikan pendapat,” ujarnya.
Ia juga memastikan bahwa apa yang diperjuangkan oleh PW PII Aceh selaras dengan perjuangan PB PII yang belum lama ini juga melancarkan kritik terhadap Mendikbud Nadiem Makarim terkait beberapa kebijakan yang tidak selaras dengan upaya pemerataan pendidikan. “PB PII belum lama ini juga menuntut Nadiem Makarim untuk mundur dari jabatan,” ujar Furqan.
Dia menambahkan, PB PII tetap mensupport apa yang menjadi perjuangan PW PII Aceh sepanjang hal itu dilakukan secara santun, beretika, dan tidak anarkhis. “Kami pasti mendukung. Kami adalah organisasi yang matang, yang tidak asal-asalan kalau melakukan aksi,” tegasnya lagi.
Kepada Pj Gubernur Achmad Marzuki, pengurus PB PII itu meminta agar benar-benar memperhatikan pendidikan Aceh. “Tolong benar-benar diperhatikan. Kalau pendidikan Aceh salah urus, berada di tangan orang yang bukan bidangnya maka akan terjadi kehancuran,” kata Furqan.
Bicara pendidikan, lanjutnya, ini menyangkut bagaimana menyelamatkan generasi. Salah mengurus pendidikan akan menimbulkan efek berkelanjutan. Karena ini terkait dengan sumber daya manusia.
Kata dia, pendidikan Aceh semestinya bisa melahirkan banyak tokoh seperti pada masa lalu. “Tokoh-tokoh itu lahir dari proses pendidikan yang bermutu. Nah, kalau pendidikan hari ini tidak bermutu akibat diurus oleh orang yang tidak punya kapasitas, bagaimana Aceh akan melahirkan banyak tokoh,” imbuh Furqan.
Terkait dukungan kalangan tertentu terhadap Kadisdik Aceh Alhudri yang gemar membuat MoU dengan LSM antikorupsi, PB PII menilai, itu bukan sesuatu yang luar biasa. Karena, hal itu memang sudah menjadi tugas pejabat publik. “Itu memang sudah menjadi kewajiban dia menjaga anggaran agar tidak dikorupsi,” tegas Furqan.
Dia menambahkan, kewajiban serupa juga berlaku bagi para pejabat lainnya. Bukan hanya kepala Disdik. “Semua dinas yang ada di Aceh juga wajib melakukan itu. Itu perintah negara,” pungkas aktivis ini.[]
Discussion about this post