MediaNanggroe.com, Banda Aceh – Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki menghadir Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting Kepada Kepada Desa Seluruh Lokus Stunting di Aceh,Kamis 21 Desember 2023 di Hermes Hotel Banda Aceh.
Pada kesempatan itu Achmad Marzuki menyampaikan beberapa harapannya kepada kepala Desa terkait penurunan stunting di Aceh
Harapan adalah agar semua kepala Desa memiliki persepsi yang sama tentang stunting. Sebab, Stunting adalah masalah serius yang harus segera diatasi, dan semua pihak harus bekerja sama untuk mencapainya.
Selain itu Ia juga berharap agar para kepala desa memahami program-program yang telah dirancang untuk mengatasi stunting. Program-program ini akan disampaikan oleh BKKBN, PKK, dan pihak terkait lainnya.
Ahmad Marzuki menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara semua pihak, termasuk pemerintah desa, BKKBN, PKK, dan masyarakat.
“Dengan bekerja sama, diharapkan program-program penurunan stunting dapat berjalan dengan efektif dan mencapai target yang ditetapkan”,sebut Achmad Marzuki.
Pemerintah Aceh menargetkan penurunan stunting hingga 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai target ini, maka diperlukan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, termasuk kepala Desa.
Achmad Marzuki menekan bahwa kepala untuk tidak hanya memahami program saja, tetapi juga melakukan aksi nyata di lapangan.
“Stunting adalah masalah yang harus segera diatasi, dan tidak ada waktu untuk berdiam diri”,ujarnya.
Sebelumnya BKKBN Provinsi Aceh menyebutkan angka stunting di Serambi Mekkah tahun lalu masih berada di atas 30 persen. Ada tiga daerah disebut yang tinggi stunting yakni Simeulue, Subulussalam dan Gayo Lues.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, menjelaskan, angka stunting di Tanah Rencong pada 2021 yakni 33,2 persen dan turun dua angka pada 2022. Tingginya jumlah stunting disebabkan perubahan perilaku serta dipengaruhi pola pengasuhan anak.
“Kondisi stunting saat ini, Aceh memang masih sangat tinggi di tahun 2022 Aceh masih 31,2 persen. Untuk tahun ini kita masih menunggu data hasil survei dari pusat,” kata Safrina kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).
Menurutnya, tiga daerah yang masih tinggi stunting juga disebabkan kondisi medan menuju perkampungan di daerah itu serta pola hidup warga. Buang Air Besar Sembarang (BABS) disebutkan juga dapat mempengaruhi anak-anak menjadi stunting.
“Jadi bukan hanya semata-mata faktor gizi tapi juga faktor perubahan perilaku menjadi utama, pengasuhan dalam keluarga termasuk BABS,” jelasnya.
Safrina menjelaskan, BKKBN telah menyusun sejumlah strategi untuk menurunkan angka stunting di Tanah Rencong. Di antaranya mengedukasi orang tua yang memiliki anak lewat program Dahsyat yakni dapur sehat atasi stunting.
Discussion about this post