MediaNanggroe.com – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Banda Aceh terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat daya saing pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Melalui program Inovasi Korporasi: Kolaborasi Fasilitasi UMK dalam Sertifikasi dan Izin Edar, BPOM Aceh melaksanakan kegiatan pendampingan dan audit kepada pelaku usaha pangan olahan di Kabupaten Pidie dan Bireuen, Jumat (17/10/2025).
Selama tiga hari, tim sertifikasi BPOM Aceh melakukan audit sekaligus pendampingan terhadap lima pelaku usaha yang bergerak di bidang minuman botanical (Kuniyit Cinta), minuman berperisa (limun), kopi, serta frozen food. Kegiatan ini bertujuan memastikan seluruh pelaku usaha memenuhi regulasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sesuai standar nasional.
Program Inovasi Korporasi sendiri merupakan inisiatif kolaboratif yang dirancang untuk membantu UMKM dalam memperoleh sertifikasi sarana produksi serta registrasi izin edar produk obat tradisional, kosmetik, dan pangan olahan. Pendampingan dilakukan secara langsung di lokasi produksi untuk memberikan bimbingan teknis dan masukan terkait tata kelola sarana sesuai ketentuan CPPOB.
Tim Sertifikasi BPOM Aceh, Nurlinda Lubis, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan standar produksi, tetapi juga pada pemberdayaan pelaku usaha agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Pendampingan pelaku usaha dilakukan secara intensif untuk mendorong pertumbuhan UMKM, meningkatkan ekonomi masyarakat, serta memperkuat daya saing produk di tingkat nasional maupun global,” ujarnya.
Dari hasil pendampingan, sebagian besar sarana produksi UMKM di Pidie dan Bireuen dinilai sudah memenuhi standar yang cukup baik. Meski demikian, masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki, seperti penataan layout ruang pengolahan dan non-pengolahan, pemisahan area bersih dan kotor, serta penyediaan fasilitas kebersihan. Perbaikan ini menjadi fokus utama untuk menjaga mutu dan keamanan produk selama proses produksi.
BPOM Aceh menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kapasitas UMKM melalui program Inovasi Korporasi secara berkelanjutan.
“UMKM Aceh tidak kalah dari daerah lain. Dengan pendampingan berkesinambungan, kami optimis akan lahir UMKM unggul dan berdaya saing tinggi, sehingga produk lokal Aceh mampu menembus pasar nasional bahkan global,” tutup Nurlinda.











Discussion about this post