MediaNanggroe.com, Banda Aceh – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Banda Aceh, Muntadhar mengungkapkan akan terus mendukung fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini diungkapkan Muntadhar dihadapan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dan Kepala Puskesmas se Kota Banda Aceh pada kegiatan Monitoring Evaluasi Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja Bulan Pelayanan Januari-Maret 2024 yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh, Rabu (8/5).
“Apresiasi kepada BPJS Kesehatan yang selalu melibatkan IDI pada setiap kegiatan pemantauan dan evaluasi capaian Kapitasi Berbasis Kinerja seperti ini, IDI juga akan terus mendukung fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya mengoptimalkan program-program yang ada dalam Program JKN,” ungkap Muntadhar.
Muntadhar melanjutkan, program yang harus dioptimalkan adalah Program Rujuk Balik (PRB) dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang ada di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) khususnya puskesmas. Program ini menurutnya dapat mengoptimalkan pelayanan di puskesmas maupun FKTP tanpa harus berobat ke rumah sakit.
Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Lukman menyampaikan bahwa pelayanan kesehatan dapat diberikan secara optimal tentu perlu didukung salah satunya dengan tersedianya dan kesiapan alat kesehatan, sarana dan prasarana yang memadai. Lukman mengimbau, seandainya terjadi permasalahan terhadap alat kesehatan, sarana dan prasarana di puskesmas jika tidak dapat diselesaikan di puskesmas maka untuk dapat dilaporkan kepada Dinas Kesehatan agar dapat ditindaklanjuti sehingga tidak terhambat pelayanan.
Pada kesempatan tersebut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Banda Aceh, Neni Fajar dalam paparan materinya menyampaikan untuk mengoptimalkan penatalaksanaan Prolanis oleh FKTP dalam menjaga kadar gula darah puasa bagi pasien Diabetes Mellitus tipe 2 (DM) atau tekanan darah bagi pasien Hipertensi Essensial (HT), akan dilaksanakan mentoring spesialistik oleh dokter spesialis kepada dokter di FKTP.
“Tidak hanya optimalisasi Program Prolanis, namun juga perlu dilakukan optimalisasi rekrutmen di rumah sakit bagi pasien untuk mengikuti Program PRB. Nantinya akan kita koordinasikan dengan rumah sakit untuk dapat merekrut pasien dengan diagnosa penyakit yang termasuk dalam PRB dan dalam kondisi stabil maka dapat dikembalikan ke FKTP melalui PRB,” ucap Neni.
Neni berharap, khususnya bagi pelayanan gigi untuk dapat dioptimalkan di puskemas dan FKTP lainnya juga dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan. Ia juga menyampaikan harapannya agar pelayanan gigi yang memang menjadi kewenangan dari puskesmas untuk menyelesaikan, maka tidak perlu lagi untuk dilakukan rujukan ke poli gigi di rumah sakit karena yang dilakukan rujukan bagi kasus gigi adalah bagi pasien yang membutuhkan penanganan oleh rumah sakit.
Selain itu, Neni menambahkan ada 3 komponen yang harus dipenuhi agar puskesmas dapat mencapai Kinerja Berbasis Kompetensi (KBK) yaitu tercapainya Angka Kontak, Rasio Rujukan Non Spesialistik dan Rasio Peserta Prolanis Terkendali. Untuk pemenuhan angka kontak, Neni mengimbau jika ada peserta yang datang berkunjung atau melakukan konsultasi dalam keadaan sehat atau kontak sehat dan jika ada konsultasi/ kontak tidak langsung misalnya dari media sosial seperti whatsapp maka dapat dilakukan sebagai angka kontak sehingga komponen angka kontak ini terpenuhi.
“Apresiasi kepada 6 puskesmas di Kota Banda Aceh yang secara konsisten dari bulan Januari hingga Maret tercapai Kinerja Berbasis Kompetensi (KBK) 100% yaitu Puskesmas Baiturrahman, Batoh, Kuta Alam, Lampaseh Kota, Ulee Kareng dan Jeulingke. Agar dapat dipertahankan capaian tersebut dan bagi 5 puskemas lainnya untuk dapat meningkatkan capaian KBK nya,” imbau Neni.(rq)
Discussion about this post