MediaNanggroe.com, Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menghabiskan anggaran sebesar lebih kurang 1.5 miliar hanya untuk makan pada kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang a digelar pada 4-12 November 2023 mendatang. Anggaran tersebut dinilai terlalu besar dan tidak efisien mengingat kegiatan PKA hanya berlangsung selama sembilan hari.
Menurut data yang diperoleh media ini dari berbagai sumber, anggaran tersebut dialokasikan pada kegiatan biaya makan pada Kegiatan Opening Ceremony sebesar Rp. 330,75 Juta dipecah menjadi dua, 180 Juta (ID 41274674) dan Rp. 150,75 Juta (ID 41274650).
Lebih lanjut untuk biaya makan pada Kegiatan Expo Produk-Produk Kebudayaan Aceh sebesar Rp. 229 Juta, lalu jumlah ini di pecah menjadi dua, Rp. 96 Juta (ID 41274546) dan Rp. 160 Juta (41274510).
Hal yang sama biaya makan Kegiatan Expo Pembangunan Budaya Aceh sebesar Rp. 229 Juta di pecah menjadi dua item, Rp. 96 Juta (ID 41274446) dan Rp. 160 Juta (ID 41274418)
sementara untuk biaya makan Kegiatan Closing Ceremony Disbudpar Aceh menggarkan tidak kurang dari Rp. 230 juta, lalu juga dipecah menjadi tiga item, Rp. 80 Juta (ID 41274372), Rp. 100 Juta (ID 41274342) dan Rp. 50 Juta (ID 41274389).
Tak hanya itu, untuk belanja makan dan dan Snack Aktivitas Lapangan tarian massal di bebankan anggaran mencapai Rp. 81 Juta (ID 41342515), sedangkan biaya makan kegiatan Karnaval Budaya sebesar Rp. 181,4 Juta (ID 41274584) serta biaya makan untuk kegiatan expo sejarah Jalur rempah Aceh Rp. 100 Juta (ID 41274569).
Dari jumlah kegiatan diatas total anggaran makan capai Rp. 1.435.150.000, sunguh ironis !!
PKA ke-8 mengusung tema “Jalur Rempah” dengan tujuan memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Aceh yang kaya dan ragam. Namun, dalam pelaksanaannya, Disbudpar Aceh sepertinya dinilai tidak transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran makan dan Snack.
Pengamat Sosial dan Politik juga Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh Besar, Usman Lamreung, , Sabtu, 28 Oktober 2023 menyampaikan anggaran hampir 1,5 Miliar hanya untuk makan dan snack ini merupakan aggaran yang sangat besar, patut dipertanyakan transparansi dalam pengelolaannya.
Usman menyebutkan terungkap lewat anggaran makan rangkaian kegiatan PKA, lebih kurang 1,5 Miliar dipecahkan menjadi 12 item, dengan paket nominal di bawah Rp 200 juta, ini sudah jadi rahasia umum dan patut diduga dengan dipecah-pecah tujuannya agar paket bisa diberikan kepada kolega atau orang dekat.
Pelaksanaan PKA bukan saja sebagai kegiatan budaya rutinitas, dan menghabiskan anggaran yang besar, namun harus berbanding lurus dengan harapan dan tujuan agar budaya dan adat istiadat Aceh tetap ada dalam kehidupan sosial masyarakat Aceh dan generasi milinial. Bukan saja pesta budaya dan mengahabiskan anggaran, tetapi benar-benar tetap membumi sejarah, budaya dan adat istiadat Aceh dalam kehidupan masyarakat Aceh, ujarnya.
Kita berharap pada pemerintah Aceh anggaran yang dialokasikan benar-benar sesuai peruntuhkan, dan transparansi sebagai contoh alokasi anggaran makan, terkesan anggaran yang dialokasikan besar, padahal bisa saja tidak berbanding dengan kebutuhan, ini patut disayangkan, sehingga membuat publik curiga. Tutup Usman.
Terkait hal ini wartawan mediananggroe.com mencoba konfirmasi ke Kepala Dinas Disbudpar Aceh Almuniza Kamal, Sekretaris Cut Nurmarita serta Kabid Pemasaran Disbupdar Aceh,T.Hendra Faisal, Sabtu tanggal 28 Oktober 2023, namun sampai berita ini ditayangkan pertanyaan yang diajukan media ini tidak medapatkan jawaban.
Discussion about this post