MediaNanggroe.com, Sabang – Sebanyak 40 peserta dari Kota Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar mengikuti pelatihan pemandu wisata adventure yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. Kegiatan itu untuk membekali para pemandu agar lebih cakap di tengah perubahan tren pariwisata.
Pelatihan berlangsung selama tiga hari yakni 12-15 Mei itu digelar di Desa Jaboi, Kota Sabang. Para peserta dibekali sejumlah materi mulai SOP wisata petualangan, jenis wisata petualangan, pengantar wisata petualangan, potensi wisata petualangan, membuat paket wisata, tingkatan petualang hingga manajemen trip.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal melalui Kepala Bidang Pengembangan Destinasi, Munawir Arifin menyebutkan, tren pariwisata saat ini mengalami perubahan sehingga ada empat hal yang diprediksikan mendatangkan banyak wisatawan. Keempatnya adalah Business and Leisure (bisnis dan rekreasi) yaitu paket destinasi MICE untuk kepentingan perjalanan bisnis, dengan rekomendasi destinasi wisata di sekitar lokasi acara.
Selain itu, Wellness Experience (pengalaman wisata kebugaran) yaitu pasca pandemi COVID-19 wisatawan semakin menyadari pentingnya kesehatan mental dan pengalaman spiritual. Tren selanjutnya yaitu deep and meaningfull (pengalaman wisata bermakna) serta Set Jetting (memberikan rasa bangga saat berlibur).
Munawir menyebutkan, perubahan tren wisata akan memberikan keuntungan bagi pengelola destinasi dan tour operator. Untuk mengikuti perubahan tren tersebut, Aceh memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun dan mengembangkan pariwisata petualangan atau pendakian.
“Kekayaan alam berupa struktur geografis dan keindahan alam, serta seni/budaya menjadi daya tarik dan pemikat untuk melakukan wisata petualangan. Wisata petualangan atau adventure tourism merupakan bentuk perjalanan yang menawarkan pengalaman seru, menantang, dan mendebarkan kepada peserta. Tujuan utamanya adalah memberikan sensasi petualangan yang berbeda dari liburan biasanya,” kata Munawir.
Beberapa bentuk wisata petualangan yang popular saat ini seperti mendaki gunung, caving (menjelajah gua), hiking, berkemah dan survival, rafting (arung jeram), diving (penyelaman), mountain biking (bersepeda gunung) dan lainnya.
Menurutnya, Sejak Tahun 2019 hingga 2023, Disbudpar Aceh telah melaksanakan peningkatan SDM bagi para pemandu wisata minat khusus ini di Aceh. Mulai dari pelatihan dasar pemandu adventure, pelatihan lanjutan, hingga benchmarking pemandu wisata telah kita lakukan.
Munawir berharap dengan adanya pelatihan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang mendalam kepada individu yang ingin menjadi pemandu wisata petualangan serta menciptakan pemandu yang profesional, dan berkompeten dalam memberikan pengalaman petualangan yang positif dan bermakna bagi wisatawan.
“Kepada seluruh peserta yang sudah ikut pelatihan dapat bergabung membantu pemerintah dalam menerima tamu saat Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan berlangsung pada September nanti,” katanya.
Salah satu peserta pelatihan, Dela Nur Afdini, mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut. Dia mengaku mendapatkan banyak ilmu serta pengalaman yang belum pernah ia rasakan.
“Harapannya setelah mengikuti pelatihan pemandu wisata adventure bisa membuka trip untuk destinasi yang ada di Kota Banda Aceh, dan semoga temen-temen yang lainnya bisa menerapkan ilmu yang sudah diberikan oleh pemateri yang professional di bidangnya yang telah dilaksanakan selama tiga hari ini,” harap Dela. (Adv)
Discussion about this post