MediaNanggroe.com — Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menemukan 12 unit alat kesehatan (alkes) di RSUD Cut Nyak Dhien, Kabupaten Aceh Barat, senilai Miliaran, hingga saat ini belum dapat dimanfaatkan. Hal tersebut tercantum dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI Nomor: 10.A/LHP/XVIII.BAC/05/2025 tanggal 21 Mei 2025.
Dalam laporan tersebut, BPK mengungkap bahwa aset berupa alkes yang diperoleh antara tahun 2018 hingga 2024 itu dalam kondisi idle atau tidak berfungsi secara optimal, karena berbagai alasan seperti:
-
Dokter tidak bisa mengoperasikannya
-
Belum tersedia ruangan yang memadai
-
Masih dalam penyusunan Perda layanan
-
SDM masih menjalani pendidikan
Adapun daftar alat kesehatan yang dimaksud antara lain:
| No | Nama Alat | Tahun | Nilai (Rp) | Keterangan |
|---|---|---|---|---|
| 1 | Automatic Urine Analyzer | 2024 | 43.520.000 | Dokter tidak bisa mengoperasikannya |
| 2 | Biological Safety Cabinet 1200 E | 2024 | 141.800.000 | Dokter tidak bisa mengoperasikannya |
| 3 | Mikroskop Binokuler LED Digital | 2024 | 15.200.000 | Dokter tidak bisa mengoperasikannya |
| 4 | Katarak SET | 2024 | 55.030.000 | Dokter tidak bisa mengoperasikannya |
| 5 | Electrocouter (Doctanz 200 S) | 2024 | 32.990.000 | Masih dalam tahap penyusunan Perda |
| 6 | Treadmill (GE T2100-ST2) | 2024 | 499.918.428 | Sedang persiapan ruangan |
| 7 | Patient Monitor (GE B125M) | 2024 | 125.000.000 | Sedang persiapan ruang ICVCU |
| 8 | Axio Suction Pump | 2024 | 87.600.000 | Sedang persiapan ruang ICVCU |
| 9 | Syringe Pump (Mindray SP1 Ex) | 2024 | 121.000.000 | Sedang persiapan ruang ICVCU |
| 10 | Spirometri | 2023 | 83.183.400 | Mouth Single Reuse tidak tersedia |
| 11 | C-ARM | 2019 | 1.333.475.000 | Belum tersedia lokasi penempatan |
| 12 | Cathlab | 2018 | 1.462.401.000 | SDM masih dalam pendidikan |
Total nilai aset yang belum dimanfaatkan mencapai Rp3.001.117.828, dengan dua alat termahal yakni Cathlab dan C-ARM yang telah dibeli sejak 2018 dan 2019.
Menurut pernyataan Direktur RSUD Cut Nyak Dhien dalam laporan tersebut, kendala utama adalah belum siapnya SDM dan fasilitas penunjang seperti ruang ICVCU dan kelengkapan alat.
“Permasalahan ini mengakibatkan aset kesehatan dalam kondisi idle dan tidak memberikan nilai manfaat bagi Pemkab Aceh Barat,” tulis BPK dalam laporannya.
BPK pun memberikan dua rekomendasi kepada Bupati Aceh Barat:
-
Memerintahkan Direktur RSUD untuk lebih cermat menatausahakan Barang Milik Daerah (BMD).
-
Menyusun rencana strategis agar alat-alat kesehatan yang belum digunakan bisa segera dimanfaatkan sesuai kebutuhan rumah sakit.













Discussion about this post